Sabtu, 26 Maret 2011

Investasi properti dengan modal terkecil

Investasi properti dapat dikatakan sebagai investasi dengan modal terkecil karena nilai starting money (modal awal) tidak sebesar investasi pada sektor lainnya, misalnya franchaise. Dengan modal Rp 50 juta seseorang sudah bisa berinvestasi pada bidang properti seperti pada perumahan tipe sederhana ataupun pada kaveling-kaveling siap bangun. Bahkan dengan membeli secara kredit atau mengangsur, di kota besar seperti Semarang masih ada jenis-jenis perumahan yang ditawarkan dengan uang muka yang ringan dan biaya angsuran yang sangat ringan, sekitar Rp 400.000,00 per bulannya.

Hal yang perlu diingat adalah uang tidak berfungsi sebagai suatu patokan. Uang hanyalah alat, daya ungkit, atau modal, tidak peduli berapa pun besarnya. Kemampuan untuk berpikir dan berinvestasi secara tepat merupakan hal yang paling mendasar yang perlu dimiliki oleh seorang investor, terutama pada bidang properti. Hal ini juga disebut sebagai kemampuan untuk membidik sasaran.

Kasus berikut disajikan agar mudah dipahami. Ada seseorang yang telah bebas secara financial karena penghasilan pasifnya saat ini telah berhasil menutupi pengeluarannya. Ia baru saja mendapatkan transaksi yang sangat menguntungkan, yaitu penawaran dari sebuah properti di daerah perumahan berharga sangat murah, sekitar Rp 70 juta untuk bangunan seluas 100 m2. Namun, tidak seorang pun mau melirik properti tersebut. Kondisi bangunannya sudah sangat memprihatinkan, tampilannya tidak menarik, dan ruang di dalamnya terasa sangat panas karena kesalahan pengaturan tata letak ruang. Ia pun memperbaiki kondisi bangunan melalui jasa seorang arsitek. Ia juga mengubah penataan ruang dalam atau interior. Setelah melakukan pengamatan lokasi, arsitek tersebut mengatakan bahwa hanya dengan membuka seperempat bagian dari ruang keluarga menjadi taman terbuka maka masalah penghawaan ruang pada properti tersebut dapat diatasi. Sementara biaya renovasi yang diperlukan hanya sebesar Rp 7,5 juta atau 10% dari harga penawaran saat itu. Biaya tersebut sudah termasuk dengan biaya untuk mengubah tampilan depan bangunan. Dengan menggunakan pinjaman dari bank sebesar Rp 17,5 juta, orang tersebut berhasil mendapatkan properti tersebut hanya dengan membayar uang muka sebesar Rp 10 juta yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Sisa pinjaman Rp 7,5 juta digunakan untuk biaya renovasi.

Dalam jangka waktu sebulan setelah bangunan direnovasi, orang tersebut berhasil mendapatkan penawaran dari tiga orang dengan harga tertinggi Rp 150 juta. Namun, properti tersebut tidak jadi dijualnya, melainkan hanya disewakan dengan harga Rp 15 juta per tahun untuk masa sewa selama lima tahun dengan pembayaran di muka. Dengan uang Rp 75 juta dari hasil sewa maka orang tersebut dapat melunasi pembelian rumah pada akhir tahun sebesar Rp 65 juta. Sisanya sebesar Rp 10 juta dibayarkan ke bank. Dengan demikian, hutangnya di bank hanya tersisa Rp 7,5 juta dan diperoleh sebuah properti senilai Rp 150 juta pada tahun tersebut. Tentu saja setelah habis masa disewakan selama lima tahun mendatang, bangunan tersebut dapat dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi lagi. Hal inilah yang merupakan kemampuan membidik sasaran. Semuanya dilakukan bukan dengan modal uang tunai miliknya sendiri.

Referensi
Kiat Praktis Jual Beli Properti Oleh Andie Wicaksono

http://requestartikel.com/investasi-properti-dengan-modal-terkecil-201103618.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar