Tetanus neonatorum adalah penyakit pada bayi baru lahir, disebabkan masuknya kuman tetanus melalui luka tali pusat, akibat pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak bersih atau ditaburi ramuan / abu dapur.
Tanda – tandanya sebagai berikut :
1. Bayi yang semula dapat disusui dengan baik, tiba – tiba tidak mau menyusu.
2. Mulut mencucu, seperti mulut ikan.
3. Mudah sekali dan sering kejang, terutama jika disentuh, terkena sinar, atau mendengar suara keras.
4. Wajahnya kebiruan.
5. Kadang – kadang demam.
Tanda – tanda tersebut mulai timbul antara 3 – 14 hari sesudah lahir, tetapi kadang – kadang lebih lambat. Tetanus neonatorum terjadi karena pemotongan tali pusat bayi dengan menggunakan alat yang tidak bersih, luka tali pusat kotor atau tidak bersih karena diberi bermacam – macam ramuan, atau ibu hamil tidak mendapat imunisasi TT lengkap sehingga bayi yang dikandungnya tidak kebal terhadap penyakit tetanus neonatorum.
Sebagian besar bayi yang menderita tetanus neonatorum akan meninggal dalam beberapa hari.
Pembinaan dukun bayi dalam pencegahan tetanus neonatorum :
1. Melakukan pertolongan persalinan “3 bersih”.
a. Sebelum menolong persalinan, tangan penolong disikat dan dicuci dengan sabun sampai bersih. Kotoran di bawah kuku dibersihkan dengan sikat dan sabun —> BERSIH TANGAN.
b. Alas tempat ibu berbaring harus bersih BERSIH ALAS.
c. Gunting dan benang pengikat tali pusat harus steril (bebas kuman), bersih, dan tidak berkarat. Supaya steril, gunting dan benang direbus dalam air mendidih selama paling sedikit 15 menit pada saat akan dipakai —> BERSIH ALAT.
Pemotongan tali pusat yang benar.
a. Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong dengan gunting steril dan diikat dengan benang steril pada jarak 3 jari dari pusat.
b. Selanjutnya, dibuat ikatan kedua pada tali pusat, sejauh 3 jari dari ikatan pertama.
c. Pemotongan tali pusat dilakukan di antara 2 ikatan tersebut.
d. Kemudian, luka tali pusat diolesi yodium atau betadin
e. Tali pusat yang telah diolesi yodium atau betadin dilipat, lalu diikat 2 kali dan dibungkus dengan kain kasa kering, tanpa betadin atau alkohol.
2. Melakukan perawatan luka tali pusat yang bersih. Luka tali pusat tidak boleh kotor, harus bersih, dan tidak boleh dibubuhi ramuan/ daun – daun atau abu dapur.
a. Tali pusat dibersihkan setiap pagi dengan betadin atau povidin yodium
b. Luka tali pusat yang telah dibersihkan tidak boleh sama sekali dibubuhi ramuan, jamu, daun – daunan, atau abu dapur.
c. Setelah dibersihkan dengan betadin atau povidin yodium, luka tali pusat ditutup kain kasa kering.
d. Demikian dilakukan terus sampai luka kering dan tali pusat puput.
3. Memberi kekebalan kepada bayi baru lahir dengan imunisasi tetanus toksoid sebanyak 2 kali kepada ibu hamil, calon pengantin, dan anak perempuan kelas 6 sekolah dasar.
Imunisasi TT bagi calon ibu berguna agar ibu dan bayi mendapatkan kekebalan terhadap tetanus. Imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali karena imunisasi yang pertama belum memberi kekebalan pada bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus sehingga bayi berusia kurang dari 1 bulan dapat terkena tetanus melalui luka tali pusat.
Imunisasi TT umumnya diberikan kepada ibu hamil, calon pengantin wanita, dan anak perempuan kelas 6 sekolah dasar.
Pada ibu hamil:
TT-1 : Segera setelah ada tanda – tanda kehamilan
TT-2 : Satu bulan setelah TT-1
Pada calon pengantin wanita:
TT-1 : Pada saat pendaftaran nikah
TT-2 : Satu bulan setelah TT-1
Anak perempuan kelas 6 SD:
Tr : Kapan saja selama kelas 6 SD
Imunisasi TT diberikan di posyandu, pondok bersalin, puskesmas, rumah sakit, praktik dokter, atau bidan swasta.
Pustaka
Kebidanan Komunitas, oleh Syafrudin, SKM, M.Kes dan Hamidah, S.Pd, M.Kes
http://minalove.com/tanda-bahaya-tetanus-neonatorum-dan-pencegahannya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar